Keseimbangan antara iman dengan ilmu

Oleh : Indra Budiman

السلا م عليكم ورحمة الله وبركا ته
حمدالشاكرين    حمد النائمين   اما بعد

Hadirin yang berbahagia !
Kata bapa tebe (nada di islam ktp), menurut Albert einstin : “Science without religion is blind, and religion without science is lame” (sayen widaut relijien is blen, an relijien widaut sayen is lem) “ ilmu tanpa agama bagaikan orang buta, dan agama tanpa ilmu bagaikan orang lumpuh” betul … betul … betul (nada upin dan ipin).

Hadirin ! Ungkapan tersebut mengandung pengertian, bahwa pada diri kita, harus memiliki keseimbangan. Keseimbangan antara akal dengan kalbu, antara fikir dengan dzikir,  dan antara iman dengan ilmu. Dan inilah yang dimaksud Allah dalam suroh Al-Mujadalah ayat 11 :

ير فع الله الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجت ...
“Niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu,
dan orang-orang yang berilmu dengan beberapa derajat …
Kemudian timbul pertanyaan. Sudahkan ilmu itu kita miliki ?  …. Dan  sudahkah iman itu tertanam di dalam hati ? ……… jujur kita katakan ! … kata bapa tebe : Bangsa kita bangsa Indonesia, masih hidup dalam kebodohan, dan masih dirasuki kelemahan iman. Dan kata bapa tebe : untuk menyelesaikan kedua masalah tersebut, islam membawa dua solusi.
Pertama, islam sebagai motifator. Artinya, islam selalu memberikan dorongan kepada umatnya, untuk selalu mencari ilmu setinggi-tingginya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat qur’an atau hadis nabi yang  membangkitkan semangat umat islam untuk terus mencari ilmu. seperti hadis nabi yang mengatakan :
اطلب العلم من المهد الى اللحد
“Carilah olehmu ilmu, dari semenjak buaian sampai ke liang lahad”
Atau dalam hadis lain dikatakan :
اطلب العلم ولو بالصين
“Carilah olehmu ilmu, walaupun samapai ke negeri Cina.”
Hadirin ! konsep yang pertama ini, sejalan dan sejalin dengan yang dicanangkan oleh Bapak Bupati Kita, Bapak H. Mulyadi Jayabaya, yang mencanangkan Lebak sebagai Kabupaten Pendidikan….. Mari kita do’akan, semoga harapan tersebut diridoi oleh Alloh dan menjadi kenyataan dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Lebak. Amin ya robbal ‘alamin.
Kemudian konsep yang kedua, kata bapa tebe : Islam sebagai stabilisator. Maksudnya, setelah kita memiliki ilmu, maka ilmu itu harus kita arahkan dengan keimanan. Sebab jikalau tidak kita arahkan, ilmu bisa membahayakan. Dengan ilmu, kita bisa korupsi. Dan dengan ilmu kita bisa kolusi…. Dengan ilmu, kita bisa mendzolimi. Dan dengan ilmu, kita bisa menyakiti. Dengan demikian, keilmuan harus distabilkan dengan keimanan, agar ilmu yang kita miliki mengarah pada jalan kebenaran yang hakiki.

Dewan juri dan hadirin yang berbahagia !
Sebagai kesimpulan dari uraian pidato kali ini. Keseimbangan antara iman dengan ilmu, sesuatu yang harus kita miliki dalam kehidupan. Sebab dengan ilmu hidup akan semakin pintar. Dan dengan iman hidup akan semakin benar. Semoga Alloh SWT, menghiasi hidup kita dengan ilmu. dan membentengi hidup kita dengan iman. Amin ya robbal ‘alamin.

Hadirin ! Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kesalahan. Sebagai penutup, izinkan saya menyampaikan sebuah pantun.

Rangkasbitung kota pelajar
Warganya sopan dan santun
Jika hidup ingin benar
Ilmu dan iman jadi penuntun

والسلا م عليكم ورحمة الله وبركا ته

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PEMILIHAN KETUA RW

Proposal Khitanan Massal dan Tabligh Akbar

Penyerahan calon panganten pamegeut