Strategi Komunikasi Pembelajaran

Oleh : Indra Budiman

1.             Pendidikan Sebagai Proses Komunikasi
Onong Uchjana Effendy (1999: 101) menyatakan bahwa bila ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri dari manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya, pada tingkatan bawah dan menengah pengajar itu disebut guru, sedangkan pelajar disebut murid atau siswa.
Perbedaan antara komunikasi dengan pendidikan terletak pada tujuannya atau efek yang diharapkan. Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah yang dalam proses komunikasi melahirkan istilah-istilah khusus seperti penerangan, propaganda, indoktrinasi, agitasi dan pendidikan.
Tujuan pendidikan adalah khas atau khusus, yakni meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal sehingga ia menguasainya. Tujuan pendidikan itu akan tercapai jika proses komunikasinya komunikatif. Jika proses belajarnya tidak komunikatif tidak mungkin tujuan pendidikan itu akan tercapai. Bagaimana caranya agar proses penyampaian suatu pesan oleh komunikator kepada komunikan, atau dalam konteks pendidikan ini agar proses penyampaian suatu pelajaran oleh pengajar kepada pelajar menjadi komunikatif, maka perlu kiranya pengajar atau guru memahami beberapa prinsif dasar komunikasi.

2.             Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Jika, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan perkataan lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.
Carl I. Hovland mengatakan bahwa kominikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals). akan tetapi sekali lagi penulis katakan, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperti diuraikan di atas.
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutif paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell (Onong Uchana Effendy: 1999) dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur atau komponen sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
-       Komunikator (Communicator, Source, Sender)
-       Pesan (Message)
-       Media (Channel, media)
-       Komunikan (Communicant, receiver, recipient)
-       Efek (Effect, impact, influence)
Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.


3.             Proses Komunikasi dalam Pembelajaran
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. Pertama, secara primer, proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi ini dilakukan dengan cara langsung atau tatap muka.
Kedua, secara sekunder, proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Hal ini dilakukan apabila komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Proses komunikasi sekunder ini bisa dilakukan secara langsung atau tidak.
Dalam proses pembelajaran kiranya kedua proses komunikasi ini sering dilakukan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan komunikasi – dalam hal ini tujuan pembelajaran – tidak jarang ditemukan hambatan atau noise, baik yang datangnya dari komunikator, komunikan, media atau unsur pendukung lain seperti suasana, sehingga kurang tercapainya tujuan komunikasi. Untuk memahami lebih jelas proses komunikasi dalam kegiatan pembelajaran, ada baiknya kita kaji model proses komunikasi yang ditampilkan Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Management, berdasarkan paradigma Horald Lasswell yang telah disinggung di atas.
Sende/Guru



Media
Message
Receiver/Siswa
Decoding
Encoding
 
                      →                               →                                                 →                               →

                                                                                    ↑
Noise
 
                                                                    ←                           →
                                                                                   
Response
Feedback

Tujuan  Komunikasi/ Pembelajaran
  ---------                          ------------------------------------------------------                                        ----------


-       Sender            : Komunikator/guru yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah                           orang/ siswa.
-       Encoding       : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambing.
-       Message        : Pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh                           komunikator/guru.
-       Media             : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari guru kepada siswa.
-       Decoder         : Pengawasandian, yaitu proses dimana siswa menetapkan makna pada lambing                           yang disampaikan oleh guru kepadanya.
-       Receiver         : Komunikan/siswa yang menerima pesan dari komunikator/guru.
-       Response       : Tanggapan, seperangkat reaksi pada siswa setelah diterpa pesan.
-       Feedback       : Umpan balik, yakni tanggapan siswa apabila tersampaikan atau disampaikan                           kepada guru.
-       Noise               : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat                             diterimanya pesan lain oleh siswa yang berbeda dengan pesan yang disampaikan                           oleh guru kepadanya.

bersambung .....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PEMILIHAN KETUA RW

Proposal Khitanan Massal dan Tabligh Akbar

Penyerahan calon panganten pamegeut