Merawat Pergerakan; Memperkokoh Republik



SEKECIL apapun peristiwa apalagi sejarah organisasi, itu harus ditulis. Siapa yang mampu menulis sejarahnya, dia tidak akan lekang dan sirna dimakan zaman, sejarahnya akan terus menjadi warisan berharga bagi generasi berikutnya dan mewarnai kehidupan bangsa.

Sejarah PMII adalah sejarah pergulatan tentang pemikiran keislaman, keindonesiaan dan kemasyarakatan sekaligus sejarah gerakan politik mahasiswa Indonesia

Tema yang penulis suguhkan adalah buah dari renungan dan refleksi mendalam perjalanan PMII selama ini. Bahwa hal terbesar yang dilakukan PMII selama ini adalah belajar merawat secara terus menerus pergerakan dengan berbagai dinamikanya sekaligus merajut berbagai komponen sosial dan kampus untuk memperkuat keindonesiaan kita. Merawat adalah belajar dengan sungguh-sungguh.

Sementara merajut adalah kemampuan memimpin untuk menkonsolidasikan semua jejaring republik ini, karena kita sadar potensi keragaman bangsa ini sungguh luar biasa. Jika salah kelola akan menjadi bencana.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia {PMII} adalah organisasi kemahasiswaan yang kini berumur 53 Tahun. Umur yang menegaskan bahwa PMII lahir, tumbuh dan berkembang telah menjadi bagian dari sejarah bangsa yang tidak bisa di pisahkan,  dan sekaligus telah menjadi anak kandung republik.

Didirikan 13 orang dari latar belakang kampus dan cabang yang berbeda-beda dan saat ini telah memiliki  227cabang dan 25 Pengurus Koordinator Cabang se indnesia. Lahir dari rahim NU pada tanggal 17 April 1960, telah membuat organisasi ini melekat dengan tradisi ke NU an dan kebangsaan, hingga pada tanggal 14 Juli 1972 tercetuslah Deklarasi Murnajati yang menegaskan independensi PMII dan merupakan tonggak sejarah baru bagi pergerakan PMII. Perubahan yang cukup menonjol pasca deklarasi independensi adalah adanya perubahan paradigma dari sekedar konsolidasi ke NU-an ke fase pengembangan dan pendistribusian kader-kader profesional ke berbagai ruang strategis dengan pola pikir lebih terbuka. Rekruitmen kampus juga semakin beragam termasuk sumber daya manusianya.

Hal yang menonjol dalam ruang gerak PMII adalah adanya pergolakan pemikiran yang tak pernah selesai, yaitu pemikiran-pemirian alternatif baik itu berasal dari pengalaman pergerakan negara-negara lain maupun hasil mendalam kajian internal PMII, sehingga telah membuat PMII menjadi Teks yang terus hidup di perdebatkan bahkan tak jarang di anggap “anak Nakal”. Keberaniannya yang berusaha mendekontsruksi pemikiran tentang keagamaan telah menjadi rujukan banyak kelompok di indonesia dan mampu menyegarkan kembali pemikiran keagamaan yang ada. Sebelum reformasi bergulir, pergulatan kader-kader PMII banyak tersebar di ranah pemikiran alternatif melalui jejaring kelompok studi, akademisi, LSM, juga kelompok gerakan yang intens melakukan advokasi rakyat dan mengobarkan aksi-aksi perlawanan. Kini reformasi telah bergulir, tentu paradigmanyapun berubah, kini tantangan kita terbesar adalah menyiapkan sumber daya unggulan untuk menguasai the leading sector.

Salah satu yang membuat PMII tetap bertahan hingga kini adalah karena adanya seperangkat nilai dan gagasan yangtelah terbentuk dan terpatri sejak lama. PMII di bentuk dengan lndasan keislaman dan kebangsaan yang keduanya tidak bisa dipisahkan atau disebut dengan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah {ASWAJA}. Selain itu adalah Nilai Dasar Pergerakan {NDP} yang menekankan aspek ketuhanan {Hablumminallah}, kemanusiaan {Hablummimannas}

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PEMILIHAN KETUA RW

Proposal Khitanan Massal dan Tabligh Akbar

Penyerahan calon panganten pamegeut