Sejarah Malam Lailatul Qodar



Di dalam kitab Sananiyah Ibnu Abbas r.a. berkata : Malaikat Jibril as. menceritakan sebuah kisah kepada Nabi Muhammad SAW, : Di zaman nabi Musa a.s hiduplah seorang hamba yang bernama Syam’un Al-Qhaazi (seorang ahli perang dari kaum bani isroil). Dia memerangi orang-orang kafir selama 1000 (seribu) bulan. Senjata yang dipergunakannya hanyalah tulang rahang unta belaka, lain tidak. Bila tulang itu dipukulkan kepada musuhnya (orang-orang kafir), banyak sekalilah mereka yang mati. Memang tulang itu ajaib sekali. Apabila Syam’un dahaga, dari tempat gigi tulang itu keluar air tawar lalu diminumnya. Dan bila ia lapar, dari tulang itu keluar (tumbuh) daging lalu dimakannya.

Syam’un berperang dan makan minum dengan daging dan air dari tulang itu lamanya hingga 1000 bulan atau 83 tahun lebih 4 bulan. Orang-orang kafir merasa tak mampu mengalahkannya, karenanya ada sebagian mereka yang menjumpai isterinya. Isteri Syam’un kebetulan termasuk orang kafir. Meraka berkata, Hai Nyonya Syam’un, bila engkau dapat membunuh suamimu maka kamipun akan memberimu hadiah harta yang amat banyak. Isteri syam’un pun tergiur dengan bujukan.

Pada hari pertama, istri Syam'un gagal karena ketiduran yang disebabkan karena suaminya terlalu lama mengerjakan shalat malam. Lama waktunya itu sehingga membuat istri Syam'un tak kuasa menahan kantuk yang amat sangat. Memang Syam'un tidurnya hanya sedikit saja dalam semalam. Dimana malam-malamnya hanya dipergunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Keesokan harinya, istri Syam'un lapor kepada kaum kafir quraisy bahwa dia belm berhasil mengikat tangan dan kaki suaminya. Mereka tidak mempermasalahkan hal ini, kemudian membekali istri sam’un seutas tali. Istri Syam'un berhasil mengikat suaminya ketika tidur dengan seutas tali yang kuat. Tatkala Syam'un bangun dan ingin beribadah kepada Allah SWT, ia terkejut karena kedua kakinya terikat. "Wahai istriku, siapakah yang mengikatu dengan tali ini?" tanya Syam'un kepada istrinya. "Aku yang mengikat, hanya sekedar mengujimu sampai sejauh mana kekuatanmu," ujar istrinya. Kemudian Syam'un segera memotong tali tersebut lalu bergegas menuju tempat peribadatannya. Maka gagallah rencana pembunuhan pada hari kedua itu.

Namun, sestelah itu, musuh-musuh kafir datang lagi dengan membawa rantai dan istri Syam'um siap mengikat suaminya lagi pada keesokan malamnya. Istri Syam'un di hari ketiga itu berhasil lagi mengikat suaminya dengan rantai yang diberikan oleh orang-orang kafir quraisy. "Wahai istriku, siapakah yang mengikatku kali ini?" tanya Syam'un dengan nada agak marah ketika bangun dari tidur. "Aku yang mengikatnya, sekedar untuk mengujimu," jawab istrinya. Lalu Syam'un segera menarik tangannya dan memotong rantai itu. Kemudian istrinya pun segera membujuk suaminya agar mau menceritakan rahasia kekuatan tubuh yang dimiliki suaminya. Akhirnya Syam'un bercerita juga, jika sebenarnya ia adalah seorang wali dari sekian banyak WALIYULLAH yang hidup di dunia ini. "Wahai istriku, ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun yang mempu mengalahkanku dalam perkara dunia kecuali rambutku ini," jelas Syam'un.
 
Syam'un memang memiliki rambut yang panjang dan konon panjangnya digambarkan bahwa ujung rambutnya akan menyentuh tanah saat Syam'un berdiri. Karena sudah mengetahui kelemahan suaminya, akhirnya mulailah istrinya mengikat tangan Syam'un dengan 4 helai rambutnya dan mengikat pula kakinya dengan 4 helai rambut milik Syam'un, sementara ia tetap dalam tidurnya. Setelah bangun, Syam'un bertanya, "Wahai istriku, siapakah yang mengikatku ini?" "Aku, untuk mengujinmu," jawab istrinya yang mulai keyakutan. Setelah itu Syam'un berusaha dengan segenap tenaga untuk melepaskan ikatan itu, namun dai tidak berdaya untuk memotongnya. Si istri langsung saja memberitahukan kepada kaum kafir quraisy tentang hal ini. Mereka datang dan membawa Syam'un ke tempat pembantaian. Ia diikat pada tiang, dan mulailah mereka menganiaya Syam'un. Astaghfirullah... sungguh biadab orang kafir  Kedua telinga beliau ra dipotong-potong, selanjutnya juga mata dicukil, bibir, tangan dan kakinya. Waliyullah yang satu ini tidak nampak kekesalan, bahwa wajahnya berseir-seri meski anggota tubuhnya dipotong-potong oleh orang-orang kafir.

Tiada berapa lama kemudian datanglah firman Allah SWT kepadanya : Hai Syam’un, hal apa sajakah yang kau kehendaki terhadap orang-orang kafir itu, Aku akan melaksanakannya. Syam’un berkata : Ya Tuhan, hamba bermohon, berilah hamba kekuatan untuk menggerakkan tiang-tiang ini, biar rumah ini roboh dan reruntuhannya menimpa mereka hingga mati. Permohonan Syam un dikabulkan, sehingga ia dapat merobohkan gedung tempat ia diikat itu. Gedungpun roboh dan orang-orang kafir termasuk isterinyapun tertimpa reruntuhan bangunan dan akhirnya matilah semuanya. Sehabis itu, Syam unpun beribadah kepada Allah SWT selama 1000 bulan dengan siangnya berpuasa dan malamnya sholat, berzikir, beribadah dan lain sebagainya.

Mendengar cerita itu Nabi dan para sahabatpun menangis, karena mereka rindu ingin beramal seperti itu, tapi kiranya tak akan mampu. Dan karena itu mereka bertanya kepada Nabi : Ya Rasulullah, adakah Rasul tahu pahalanya ? Jawab Rasulullah : Aku tak tahu. Maka Malaikat Jibril as, menyampaikan wahyu Allah SWT (Surat Al-Qodr) tentang malam Lailatul Qadar dan keutamannya yang lebih baik daripada seribu bulan, sebagaimana yang dilakukan oleh Syam’un.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PEMILIHAN KETUA RW

Proposal Khitanan Massal dan Tabligh Akbar

Penyerahan calon panganten pamegeut